Sejarah Sempoa

Sejarah Sempoa

MENGENAL SEMPOA (SEJARAH DAN PERKEMBANGANNYA)

Di Indonesia belakangan ini meluas pengajaran Mental Aritmetika (MA), keterampilan berhitung di luar kepala tanpa menggunakan alat hitung apapun. Mulanya keterampilan ini dibentuk dari latihan anak menggunakan alat abakus. Di berbagai wilayah berbeda namanya, akan tetapi orang banyak mengenalnya sebagai alat hitung mekanik dari Cina. Meski ternyata abakus tidak mutlak dari sana. Bila ditelusuri sejarahnya, sejak Mesir Kuno dan Mesopotamia, alat ini telah dipergunakan sesuai dengan tingkat kecerdasan dan perkembangan budayanya secara sederhana.

SEJARAH SEMPOA

Abakus paling tua ditemukan di Mesopotamia di Pulau Salamis dan Hiroglif Fir’aun di Mesir. Mulanya sebagai alat hitung yang sangat sederhana. Saat itu, manusia menciptakan butiran-butiran dari tanah untuk mengganti setiap jari, dan dibuat jalur/galur di tanah untuk menggantikan tangan sebagai pangkal jari. Butiran-butiran tanah ini lah yang dalam bahasa Yunani disebut abax yang kemudian terkenal dengan istilah `abacus’. Di Yunani Kuno juga digunakan butiran tanah untuk berhitung, kendati belum jelas bentuk dan kuantitasnya.

 

 

Sejarah Sempoa -2

 

 

DARI SEMPOA KE MENTAL ARITMATIKA

Taiwan mulai mengajarkan perhitungan Soroban dengan Bayangan, dikenal dengan Mental Aritmatika.
Sim Suan tetap dipakai namun sulit dipahami dan dibayangkan, karena “mempunyai banyak kemungkinan” untuk tiap angka.

Manfaat Belajar Mental Aritmatika

  1. Melatih kesabaran dan meningkatkan kepercayaan diri
    2. Respon dan daya ingat terhadap angka lebih cepat dan kuat
    3. Mahir dalam perhitungan diluar kepala
    4. Koordinasi antara tangan, mata, telinga dan otak menjadi lebih baik
    5. Menumbuhkan daya imajinasi
    6. Meningkatkan konsentrasi berfikir
    7. Menumbuhkan daya analisa dan logika berfikir
    8. Mengoptimalkan fungsi otak kanan (menyeimbangkan fungsi otak kanan dan kiri)

Internasional Mental Aritmatika (IMA)

IMA didirikan di Indonesia pada tahun 1996, dan merupakan lembaga pendidikan non formal yang berorientasi pada upaya optimalisasi intelegensi dan emosi dalam bentuk peningkatan kemampuan berhitung anak melalui suatu pendidikan mental aritmatika dengan menggunakan alat bantu sempoa.
– Eksistensi Lembaga
Berpusat di Taiwan dan mempunyai jaringan regional, nasional, dan internasional yang luas.
Jaringan internasional di 9 negara yaitu Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, Hong Kong,India, Taiwan, USA, dan Canada.
Sejak tahun 1998, bergabung dengan PAMA – Pan Pacific Abacus & Mental Arithmetic Association” yang merupakan lembaga Mental Aritmetika terbesar di dunia. (IMA adalah satu-satunya lembaga mental aritmatika di Indonesia yang mewakili asosiasi tersebut).
– Sistem Manajemen
Pengembangan IMA menggunakan cara kemitraan (bukan franchaise), dimana jika seseorang ingin menjadi pengelola, maka dapat mengajukan permintaan untuk dikirim proposal untuk doipelajari dan bersedia disurvey.
Sistem manajemen terpusat, dimana semua yang berhubungan dengan pendidikan – termasuk guru – diatur, dikelola dan dibiayai oleh kantor pusat. Dengan demikian kualitas pendidikan yang berkaitan dengan guru, metode pengajaran serta sarana belajar sangat terjamin.
– Tenaga Pengajar
Sarjana lulusan Perguruan Tinggi, yang telah lulus tes materi dan tes pengajaran (Micro Teaching).
Selalu ada kegiatan “drill” dan “Micro Teaching” yang diselenggarakan secara rutin dan berkesinambungan, untuk menjaga kualitas pengajaran setiap tenaga pengajar.
– Cemerlang Matematika
Salah satu keunggulan pelajaran IMA adalah dengan adanya “Cemerlang Matematika” . Program ini bertujuan untuk menerapkan kemampuan berhitung MA ke dalam pelajaran Matematika di sekolah.
Program ini dibuat karena ternyata dilapangan anak-anak yang telah belajar Sempoa/Mental Aritmatika ternyata tidak menerapkannya dalam pelajaran Matematika di sekolah.

Penutup

Pendidikan MA menggunakan soroban telah menjadi pendidikan internasional yang juga diterima di dunia Barat dan Eropa. Bermula dari Jepang, ke Taiwan, Cina dan Korea dengan basis intelektual berhuruf kanji (seperti Cina), kemudian menyebar ke negara-negara sekitarnya sampai ke seluruh benua.

Pada Akhir abad ke-20 ini sudah lebih dari 50 ribu Mental Aritmetika Center (MAC) di Jepang, dan tiap 8 Agustus diperingati sebagai Hari Soroban. Di Korea kini terdapat 12 ribu MAC, 6 ribu MAC di Taiwan, dan 30 ribu sekolah model MA di Cina. MA masuk ke Amerika Serikat tahun 1975, termasuk juga ke Brazil, Meksiko, Filipina, Singapura dan Malaysia. Baru pada tahun 1996 memasuki Indonesia dan belum ada sensus berapa cabang yang ada di Indonesia.

Di berbagai negara seperti Cina, Korea, Filipina, Hong Kong, dan Rusia, abacus sampai sekarang masih dan sedang berkembang serta digunakan di dunia pendidikan dan bisnis mereka. Sedangkan di Amerika Serikat, Brazil, Meksiko dan Tonga sedang diperkenalkan di dalam kurikulum sekolahnya.

Sejumlah negara anggota Pan Pacific Abacus Mental Arithmetic Associatioan (PAMA) dan Internasional Abacus Assosiation (IAA) saat ini, seperti Jepang dan Malaysia mewajibkan semua sekolah menggunakan ilmu MA Sempoa. Ada pula yang masih mengadakan penelitian atau studi kelayakan untuk dimasukkan ke dalam pendidikan formal seperti di Inggris, Kanada, Singapura, India, Jerman, Perancis, Italia, Belgia, Denmark, Norwegia, Spanyol, dan Swiss. Bahkan yang terkhir di Inggris telah mencanangkan Math 2000 dalam menyongsong MA dengan menghabiskan dana sebanyak 55 juta Pound Sterling untuk memasukkannya ke dalam kurikulum sekolah.

 

 

Leave a Reply